Entah mengapa aku merasa kamu tau banyak hal tentang ku termasuk perasaanku yang coba ku tutupi selama ini. Sebenarnya aku tau maksud baikmu padaku... tapi maafkan aku yang selalu menghindar darimu bukan sengaja mengabaikanmu tapi ku tak ingin nyalakan api di saat bunga banyak bersemai di atasmu.
Berapa banyak hati yang kan tersakiti,
Berapa banyak luka yang kan menganga,
Dan tidakah kau berpikir???
Aku tak ingin menyapamu bukan berarti ku tak peduli padamu. Hanya saja ini bukan waktu yang tepat karena mimpi-mimpiku lebih mengikatku dibanding perasaanku terhadapmu. Terus terang sengaja ku bebaskan belenggu perasaanku agar tak menjadikanku mati seketika saat dirimu tenggelam dilautan bunga.
Aku tau jengah dihidupmu,
Tapi akupun tak bisa membantumu,
Aku hanya mampu berdiri diantaramu,
Agar kau tak risau bilaku berlalu.
Maafkan aku yang harus abaikan perasaanmu karena rasaku belum mampu memadati logika hatiku untukmu dan kuyakini kaupun mampu bertahan diposisimu sampai bila jawaban itu tertera dengan sendirinya.
Jangan lagi kau ucap kata itu sekalipun tersirat dapat ku pahami “apa maksud hatimu?” mengertilah.... kita berada dalam jangkau yang berbeda kau dan aku tak lebih dari pantulan bayangan dan cermin yang mungkin selamanya kan berbohong sampai retak cermin itu pecah maka hingga detik itu aku akan mengkuimu atas aku dan mereka...
Ingatlah Tuhan tak pernah tidur saat letih hadapi harimu,
Saat gundah gelayuti jiwamu,
Kala redup padati nuranimu,
Ingatlah Tuhan mencintaimu.
Meski tak harus terurai dariku. Percayalah... aku kan coba jadi sahabatmu setidaknya buat kau berarti meski tak mampu kujadikan lebih tapi cukup untuk berdiri sampai ku tak bisa menemani karena aku... bukan sahabat hatimu hanya penjaga selepas mati maafkan aku.
01-11-2010
Untuk Kartu Peneguh Hatimu
